Sabtu, 07 Maret 2009

Matic Low Rider 2009


Jakarta - Motor modification contest ', and Matic Race Party' stay 7 days, the mount also has not changed shape so that appear in the eye CATCHING time.

Stress? It may be, not how, memangnya easily find modifikator able to modify the motor Yamaha Mio 2009 within a week?

However, owing to the association extent Ari Mio owner is able to find a builder in a short period of time. Wah siapa tuh buildernya?

Finally, students who are also employees in the private hospital in Jakarta is not in doubt again eventually Mio CW memboyong to home modifications Ton's Chrome that is inhabited by Anton which is located in Jalan Raya Ciputat. A Land 20 cabby, South Jakarta.

Talk Less Do More, Anton is already 20 years experience as a builder hobinya steep two-wheel mengiyakan Ari desire that both of them want a chopper wheel with 10 inches velg costum.

Preamble, as the opening of Anton Mio tiny strip clothes, car upholstery, tires and handlebar so just leave chasisnya. Ih bugil dong si Mio CW? Indeed yes.

Eits, not the first one suspected, this action bugil dilakoni so feel free Anton mempermak Mio CW Ari property.

Chasis is trondol Anton easier to remove the engine mounting on the chasis of tercokok Mio.

"Bodi I loose all to leave the chasis and engine maticnya course," said Anton to detikOto, in Ton's Crome, Jalan Raya Ciputat. A Land 20 cabby, South Jakarta, Thursday (5/3/2009).

Next, Anton does not loose any origin. Mind concentrated disesi connective engine to chasis. As a connective engine chasis Ton to use the iron plate 6 mm.

"Plat 6 mm iron I use because the burden of sustaining strong enough to wait," he said.

And to the back foot, is used per costum. Next, add effects to chopper, Anton serve velg costum 10 inches longed Ari dibalut tire brands and tread width corsa.

To penghalau rate, using the rear brake kaliper Ninja RR and equipped dics costum ala hands jahilnya Anton.

After the deal is complete back foot, proceeded to the front of the foot.

For this one diaplikasikannya shock front of the property and accompanied NOUVO Yamaha costum 5 inch rim and tire dibalut with no name ring 14, and the claw is used kaliper brembo disc brake for a costum besutan Anton.

Mio is a tiny little change wujudnya to the chopper.

Because you want to impress more terkuak chopper, Anton formed iron pipe size 25mm mengangak up to stangnya. Not until there, handgrip costum tailored to enhance the look helm.

The result is sizeable, Ari is also removing the idea feel less satisfied if the display control monoton only. So Ari intimate costum head lamp attached in front of spakbor.

"Head lamp deliberately contrived the withdrawal beautiful motor chopper," Ari wanted to.

"Wah keren neh, but have a little bro or less," said Anton.

What if the exhaust flow megikuti ban, approximately half a circle, in order to add sangar, Anton spirit.

Treatment was started, Anton in a terrific turn-iron swing, without having had difficulty in this case.

Finally, living color selection. Ari does not want that much color on the body motornya, only a smear of black paint and diramaikan design tengkoranmang. Spakbor and to the front and back, only dikrom only.

"Corak is selected to make a chopper feel extreme form in the Mio gue," said Ari.

Ari has finished desire, within 7 days in the hands of Anton's house modifications Ton's Chrome.

Ari was able to bring the contest motornya modification ', and Matic Race Party' last week precisely 28 February 2009 to 1 March 2009.

Wow, who think, motor Ari finally selected for the jury to be in the category jawara contest low rider, well congratulations Bro!

Rabu, 04 Maret 2009

Tune Up Yamaha Mio Soul dengan Patok Kompresi 12: 1

Enggak percuma memang! Maksudnya, tampilan Yamaha Mio Soul milik Mr. Mamen yang mengusung ala drag bike versi Thailand. Meski baru pertama pentas di arena balap lurus 201 meter, Soul ini sudah kasih bukti podium 1 kelas FFA Matic di Sentul 2 minggu lalu. Bukan sekadar janji tok!

“Kuncinya, fokus power di putaran tengah ke atas,” ujar Mariasan Kocek, mekanik tim JP Racing. Begitunya, tenaga tersalur tanpa banyak waktu terbuang saat start. So, Adrianto alias Botak selaku joki, gak khawatir hilang banyak waktu akibat liarnya putaran bawah. Spin or wheelie, no!

Maklum! Selisih 0,2 detik, itu sangat berarti! Kan, balap lurus cuma satu kali jalan. Tak seperti road race yang bisa memperbaiki catatan waktu di putaran atau lap berikutnya.

Ngomong soal kuncian, kita buka bareng nyok! Soale, mekanik akrab disapa Marco ini berani buka rahasia. Enggak takut dicontek, macam siswa ujian deh. Mulai dari kompresi dulu aja ya?KLIK - Detail

Kompresi dipatok untuk bermain di angka 12 : 1. Hasil ini didapat dari pemakaian piston jenong milik salah satu motor Kawasaki. Sayangnya, Marco lupa dengan tipe motornya. “Pokoknya yang penting, ukurannya 65 mm,” sebut mekanik merangkap pembalap Banten yang berhasil rebut perunggu di PON XVII, Samarinda, Kaltim.

Bergantinya piston itu, tentu butuh penyesuaian di bagian kepala silinder. Tentu, diameter klep harus diperbesar juga. Enggak tanggung, klep mobil Toyota Camry diaplikasi menggantikan klep standar.

Ukuran klep dibuat ulang, sehingga tercipta diameter payung klep 34 mm buat klep masuk dan 29 mm untuk klep buang. Setelah itu, panjang batang klep juga disesuaikan dengan head silinder Mio. Yaitu, 67 mm untuk klep masuk dan 66 mm untuk klep buang.

Selesai main di klep, step berikutnya Marco bermain di papasan. Yup! Biar tidak terlalu ekstrem, dua kali uji coba dilakukan. Maksute, dilakukan dua kali pemangkasan. Buat papasan pertama, head dipapas 0,5 mm.

Diukur kompresi, didapat angka 11 : 1. Merasa kurang, kepala silinder dipapas lagi 0,3 mm. “Akhirnya, ketemu juga angka kompresi 12 : 1. Oh ya, squish head dibikin jadi 13º. Dan, dua kali papas ini sengaja biar enggak kebablasan,” ungkap pria kutilang alias kurus tinggi langsing ini. He..he..he…

Let’s say no to wheelie!
STROKE NAIK 11 MM
Alasan lain Marco patok kompresi tidak terlalu tinggi, juga karena stroke yang sudah berubah. Menurutnya, langkah piston sekarang menjadi 80 mm. Angka ini didapat dari pemakaian setang piston milik Suzuki TS125. Lho kok, ganti setang piston belum tentu naikan stroke kan?

Sabar! Taunya dengan pakai part pendorong piston TS ini, pen stroke alias pen setang bisa digeser maju lagi. Itu karena diameter pen kruk as milik TS hanya 19 mm ketimbang milik Mio yang 28 mm. Begitunya, pen jadi bisa digeser 11 mm.

Langkah terakhir di mesin ‘atas’, tinggal sesuaikan tebalnya paking akibat majunya stroke. “Paking aluminium sepanjang 3,5 cm digunakan. Itu juga masih menyisakan jarak antara piston dan head cukup jauh,” ungkap Kocek yang bukan uang ini.

PULI KAWAHARA
Buat bantu rpm sentuh putaran lebih tinggi, ada part di yang disentuh. “Puli bagian roller pakai merek Kawahara. Lalu, derajat atau got roller diubah lagi,” buka pembalap Honda ini.

Got yang tadinya punya sudut landai 14º, diubah jadi 13,5 derajat. Begitunya, kombinasi roller11 dan 10 gram ini mampu bermain lebih jauh lagi. So, rpm putaran atas mampu teriak sesuai permintaan gigi rasio yang dipakai. Yaitu, 16/39 mata. Berat tuh?

DATA MODIFIKASI
Ban IRC 60/100-17
Knalpot Kawahara
CDI Shindengen R7
Karburator Keihin PE 28 reamer 30 mm
Main/pilot-jet 128/42
Bahan bakar Bensol
Setang Variasi Thailand
Sok belakang RPM

Fenomena Skutik … New Mio ???




Jika dulu PT Federal Motor membuat terobosan dengan mengeluarkan motor jenis moped (baca : bebek) kini giliran Yamaha Motor Kencana Indonesia membuat terobosan dengan merilis produk bernama Yamaha Mio. Dahulu kita hanya mengenal skuter melalui produk Piaggio Vespa ataupun melalui tayangan balap di televisi dimana para pembalap kesana kemari mengitari paddock menggunakan skuter mini dengan bentuk yang futuristis. Sejak tahun 1997 pasar Indonesia kedatangan produk baru bernama Kymco Jetmatic. Untuk pertama kalinya secara resmi skuter otomatik di jual di tanah air. Produk Taiwan ini tidak butuh waktu lama untuk dikenal masyarakat, karena salah satunya adalah Kymco Jetmatic digunakan sebagai kendaraan resmi bagi para ofisial Sea Games Jakarta 1997. Namun kepopuleran skutik pertama di Indonesia ini tidak berlangsung lama karena terpaan krisis moneter plus kurang kuatnya image Kymco di mata masyarakat. Ditambah beredarnya isu bahwa skutik sulit diperbaiki dan mudah rusak semakin merugikan penjualan kymco di pasaran.

Ini Yamaha bung, bukan Kymco

Kurang suksesnya Jetmatic di pasaran tidak serta merta membuat Yamaha mengurungkan niatnya memasarkan skuter buatanya. YMKI resmi merilis Nuovo sebagai skutik pertama buatan Jepang yang dijual resmi di Indonesia. Tetapi ternyat penjualannya tidak sesukses yang diharapkan. Karena saat itu pasar yang di targetkan sebagai konsumen Nuovo adalah pria berusia 20-30 tahun namun ternyata kebanyakan konsumen yang ditargetkan malah memilih motor jenis bebek dibanding skutik. Ukuran Nuovo yang 10 persen lebih besar dibanding motor bebek juga menjadi ganjalan bagi kaum hawa untuk menggunakan Yamaha Nuovo. Tidak menyerah begitu saja, Yamaha membuat terobosan baru dengan membuat Yamaha Mio, skutik mini nan ringan ini dirancang khusus karena memang ditujukan untuk digunakan kaum wanita. Sekali lagi prediksi YMKI kembali meleset, namun melesetnya prediksi Yamaha kali ini justru membawa berkah bagi mereka. Karena yang tertarik menggunakan Mio bukan saja kaum hawa tetapi kaum adam justru tertarik menggunakan Mio. Pada awalnya rata rata kaum adam pengguna Mio masih berdalih bahwa mereka membeli skutik ini untuk keperluan istrinya, adik perempuan ataupun ibunya. Tetapi seiring dengan waktu kini mereka tidak malu malu untuk menggunakan Mio sebagai kendaraan oprasional harian.

Bukan Performa tapi Ergonomis

Jangan bicara performa, tetapi faktor ergonomis Yamaha Mio tidak tertandingi bahkan bila dibandingkan motor bebek sekelas Supra Fit sekalipun. Keandalan faktor ergonomis Mio terbukti terutama buat penggunaan jarak menengah (10-20km) perhari dan penggunaan di kota besar yang selalu menghadapi kemacetan tanpa henti. Bobot yang hanya 87kg ditambah transmisi otomatik membuat pengendara tidak cepat lelah terutama dibanding motor yang menggunakan kopling ataupun motor yang bergaya lebih sporty. Bahkan banyak bikers penggemar motor sports yang menyimpan motor kesayangan mereka di garasi pada hari kerja dan justru menggunakan Mio sebagai kendaraan oprasional. Buat pengendara wanita dan bagi mereka yang baru bisa mengendarai motor tenaga Mio yang kecil dan tersalur halus keroda belakan membuat motor ini mudah untuk dikendarai.

Honda Vario Vs Yamaha Mio

Seperti biasa Honda tidak akan mau mengalah dengan Yamaha, meskipun sedikit terlalu terlambat dalam memasuki pasar skutik Astra Honda Motor akhirnya mengeluarkan varian Honda Vario. Berukuran lebih besar dan memiliki penampilan lebih futuristis dibanding Mio, dengan harga yang lebih mahal tentunya AHM berharap dapat merebut pasar skutik di tanah air dari tangan Yamaha. Sulit mengkomparasi keduanya, karena sungguh tidak relevan buat menentukan keunggulan melalui performa, namun ukuran dan penampilan Vario lebih unggul dibanding Mio. Tetapi dari faktor value for money Mio jelas jelas lebih unggul, apalagi mengingat motor jenis skutik umumnya lebih difungsikan menjadi kendaraan oprasional daripada kendaraan yang dipakai untuk mejeng dan adu kecepatan.

*

Yamaha Mio Sporty

Mesin :113 cc SOHC, Air cooled dengan tenaga sebesar 8.9 PS pada 8000 rpm. Harga Mio : Rp. 11.58 juta

*

Honda Vario CW

Mesin : 108cc SOHC. Water cooled dengan tenaga sebesar 8.9PS pada 8000 rpm. Harga Vario : Rp. 14.15 juta



Facelift Mio …

Hampir berusia 4 tahun nampaknya sudah saatnya Yamaha melakukan facelift bagi Mio. Tidak terlalu radikal memang namun tujuan facelift tersebut memang sudah jelas yaitu untuk meningkatkan penampilan Mio dalam menghadapi kompetitornya yaitu Honda Vario dan Suzuki Spin.

Yamaha Mio "Rp40 juta" Juara Kontes Modif di Bali


KUTA, MINGGU - Yamaha Mio milik I Made Ambara berhasil menggondol predikat Best of the Best dalam ajang modifikasi motor matik, Cuzztomatic 2 yang digelar di pelataran parkir Sentral Kuta, Bali, Minggu (30/3). Mio berwarna bunglon yang full sound system ini sebelumnya berhasil menggondol juara untuk kategori audio modification.

Nah, setelah terpilih enam juara untuk enam kategori modifikasi matik, motor besutan rumah modifikasi moto-one(M-1) Denpasar ini dinilai sebagai yang terbaik. Dengan kemenangan tersebut, Ambara yang Mio-nya berhak mewakili region I (Bali, Nusa Tenggara dan Indonesia Timur) untuk bertarung dalam Cuzztomatic 2 tingkat nasional yang akan digelar di Jakarta pada pertengahan tahun, di Arena Pekan Raya Jakarta.

Ajang ini akan memperebutkan hadiah utama yakni melancong ke negeri gajah putih, untuk bertukar ilmu dengan para modifikator handal di Thailand. Sementara dalam kontes di Bali, Ambara telah mengantongi sejumlah hadiah yakni, uang Rp1,2 juta sebagai juara kategori audio. Lalu, satu unit Yamaha Mio Soul, serta 1 set Yamaha fashion rancangan Oscar Lawalatta senilai Rp 1,7 juta sebagai hadiah untuk predikat Best of the Best.

Lantas apa kelebihan Mio Ambara dibandingkan dengan juara lainnya? Satu hal yang paling mengejutkan adalah, "diskotik berjalan" ini telah menghabiskan dana modifikasi lebih dari Rp 30 juta, belum termasuk harga motornya. Suatu angka yang terbilang fantastis mengingat harga Yamaha Mio ada di kisaran Rp 12-13 juta per unit.

Menurut Ambara, dana sebesar Rp 30 juta itu dihabiskan untuk memasang semua kelengkapan audio serta finishing krom bunglon. "Untuk headunit saya pakat JVC, dengan subwoofer 12 inchi merek JL, layar 7 inchi merek sentru, dua buah speaker JBL, dua power merek teklin 2 channel dan accoustic 4 channel," kata Ambara.

Selain itu, pada bagian buritan dari motor yang dibangun selama tiga bulan ini juga dipasangi sebuah kamera, yang terhubung dengan layar monitor. "Jadi kalau kita sedang jalan, kita bisa melihat kondisi di belakang dengan jelas," terang Ambara lagi.

"Lalu yang unik juga, saya pakai antena minimoto. Seperti yang di mobil-mobil. Jadi kalau radio dihidupkan, antene itu akan naik secara otomatis," ujar pemilik bengkel modifikasi yang bermarkas di Jalan Gunung Mulyawan Timur, Denpasar itu.

Dalam puncak acara di Bali ini, Yamaha juga menggelar acara nonton bareng motoGP Spanyol yang dijuarai oleh pembalap Honda Repsol Danny Pedrosa, dan andalan Yamaha Valentino Rossi berhasil finish di tempat kedua. Setelah ini, ajang modifikasi motor Yamaha akan dilaksanakan di Yogyakarta, pada 12-13 April, untuk mendapatkan motor matik modif terbaik di wilayah Yogya dan Jawa Tengah.

Monosok, Rebah, Hingga Tersembunyi




Berbagai aliran modifikasi skutik lahir seiring makin maraknya pasar skutik tanah air. Dari beberapa modifikasi skutik, tampak jika sokbreker belakang menjadi salah satu sektor ubahan utama.

Pemakaian sok tunggal asimetris dirasa kurang gagah. Demikian pula penggunaan dobel sok untuk skutik bebek, macam Yamaha Nouvu dan Suzuki Skywave.

Dari situlahtrend ubahan peredam kejut makin menjadi-jadi. "Saya kerap mengerjakan monosok tengah untuk skutik," ucap Budi Rahmanto, punggawa Big Modification, Jakarta Timur.

Alhasil, "Sok tak lagi kelihatan satu sisi, yang diyakini beberapa orang terasa nyeleneh," terang Budi Big, sapaan akrabnya.

Pemasangan monosok tengah dengan posisi berada diatas centerbone berfungsi pula untuk mengisi kekosongan area floordeck.

Inovasi semakin gencar untuk menjahili peredam kejut belakang. "Karena monosok tengah sudah sering muncul, saya buatkan monosok rebah dibawah centerbone buat Suzuki Skywave milik Bery Haryadi," bilang Danny Wibowo, punggawa Bintang 88 Motor, Garut.

Demikian pula langkah Dian Prawito dan Tri Suhardi dalam merombak suspensi Yamaha Nouvo Z. "Terpasang Tiga Sok, yaitu 2 di tengah dan 1 dibelakang kiri untuk penguat (Gambar1)," kata Tri, yang buka stand Dewi Motor di bilangan Pasa Nitikan, Solo.

Unik lagi cara Santika Yasa, punggawa Enggo Motor, Denpasar. "Saya pasang sokbreker diantara sasis depan mesin," ujarnya. Alhasil begitu floor deck terpasang rapi, "Sok gak tampak. Skutik terlihat tanpa sokbreker."

Meski begitu, perlu diperhatikan fungsional peredaman bila skutik dipakai buat harian. Sebagai contoh kalau memakai sistem sokbreker Yamaha Nouvo Z. "Posisi sok penguat di belakang seharusnya gak boleh terlalu rebah. Kalau rebah banget peredaman terlalu lembut," sahut Tri.

Selain itu, " Jangan terlalu lurus, harus ada sudutnya!" ucap Danny. Jika masih lembut, "Pilih sokbreker berkarakter kaku dan bersetelan. Jadi bisa diatur."

Gak boleh asal miring dan rebah dong. ... (OTOPLUS)

gambar2
gambar3
gambar4

Selasa, 03 Maret 2009

Didominasi Mio dan Vario


Meski belum sebanyak bebek, tapi keberadaan skubek bekas di sentra motor bekas alias motkas sudah mulai terlihat. Beberapa tipe skubek Jepang hampir semuanya ada. Mulai dari yang masih diproduksi atau discontinue seperti Yamaha Nouvo Z. Tahun produksinya pun beragam, bahkan yang umurnya belum satu tahun pun ada.

“Kalau ngomongin tipe, Mio Sporty dan Vario masih mendominasi permintaan,” kata Suryo, customer service Bintang Motor (BM), di Jl. Ciledug Raya, Puri Beta, Tangerang. Di BM ini memang terlihat hampir semua varian yang dijual adalah skubek.

Indikasi favoritnya Mio Sporty dan Vario tadi bisa dilihat dari lamanya skubek itu mengendap di pedagang. “Palingan 3-4 hari saja pasti sudah ada yang ambil,” lanjut Surya lebih jauh.

“Tapi sepertinya Mio masih sedikit unggul dari segi permintaan. Misalnya dari 3 yang datang cari Mio, hanya 1 yang minta Vario,” sambung Freddy Gautama dari dealer BBMM di wilayah Cikokol, Tangerang.

Oh ya, untuk Mio hal itu tidak berlaku pada Mio Soul, “Kita malah susah ngejualnya, kalau stok Soul sih ada terus,” terang Suryo lebih jauh.834bursa-skubek-suryo-dvd.jpg

Hal sama juga terjadi pada Suzuki. “Untuk Spin 125, stok yang ada di kita malah karena tukar tambah. Kalau beli kita juga kurang berani,” lanjut pria berjenggot ini.

Bicara favorit dan enggak tadi tentunya berujung ke harga. Tipe yang peminatnya tinggi, pedagang bisa menjualnya dengan harga tinggi. Misalnya Mio keluaran 2007 masih bisa dijual dengan harga Rp 10,75 juta. Padahal harga barunya Rp 11,8 saja. Untuk selisih harga yang Rp 1 juta itu bisa dipastikan bahwa nilai skubek masih tinggi.

Bandingkan dengan Spin 125. Untuk keluaran 2007, pedagang hanya berani kasih harga Rp 9 juta. Sementara barunya Rp 12,2 juta. Selisih yang cukup jauh bukan?

Ada lagi yang bikin harga skubek seken alias second itu tetap tinggi. Yaitu pada tipe pelek racing. Jika pada skubek baru selisih harga antara pelek jari-jari dan racing enggak sampai Rp 1 juta, maka di motkas perbedaan harganya malah bisa Rp 1,5 juta. “Pasalnya karena permintaan yang benar-benar tinggi sehingga pedege bisa main harga,” beber Suryo yang punya cabang di 10 wilayah Jakarta dan Tangerang ini.

Sayang, krisis ekonomi global yang katanya tengah terjadi itu, turun mempengaruhi perdagangan skubek bekas. “Penurunnya bisa sampai 50 persen,” kata Freddy.

“Sedangkan kalau tadinya bisa 75 unit sebulan sejak Lebaran kemarin, palingan 30 per bulan, total dari semua cabang lho,” timpal Suryo.

Meski begitu, mereka masih menjadikan skubek salah satu primadona. Buktinya ketika down payment (DP) bebek second bisa di bawah Rp 1 juta namun skubek tidak. Uang muka di tipe ini masih di atas Rp 1 juta, “Minimal Rp 1,2 juta buat Mio dan Vario,” kompak mereka meski dari tempat berbeda.

TABEL HARGA SKUBEK DI JAKARTA

Mio Sporty CW 2007 : Rp 10,75 juta
Mio Sporty CW 2006 : Rp 9,5 juta
Mio Soul 2007 : Rp 10 juta
Honda Vario CW 2007 : Rp 12,5 juta
Suzuki Spin 125 CW 2007 : Rp 9 juta

LEWAT MILIS DAN KLUB

Bagaimana kabar skubek bekas Kymco? Peredarannya memang tidak atau bahkan belum terlihat di bursa motor bekas. “Perdagangannya lewat milis dan di klub,” kata Sutarno, dari dealer Kymco Lautan Motor di Tangerang.

Pria yang juga mekanik kondang di komunitas skubek Taiwan ini menjelaskan bahwa palingan tipe yang banyak peminatnya adalah Trend SR. “Karena Trend SR itu seperti tingkatan lanjutan bagi mereka yang pernah naik Kymco Easy atau LX,” tambahnya.

Karena harga barunya masih tinggi, Rp 15,9 juta, maka nggak heran banyak penggemar yang memburu bekasnya saja. “Untuk Trend SR yang berumur satu tahun, harga bisa Rp 12 juta. Lumayan turun hampir 4 juta,” celotehnya.

AWAS SKUBEK MODIF!

Perlu diperhatikan kondisi bagi yang ingin melego skubek ke pedege. Terutama buat yang sudah melakukan modifikasi. Pasalnya dealer motkas akan menawar lebih murah skubek modif dibanding standar. Artinya, modifikasi atau bolt on yang ente lakukan malah menjadi nilai minus.

“Pasalnya kita menjual kembali kan harus dalam kondisi standar. Kalau ada modif seperti krom-kroman maka kita harus ganti part itu dengan asli lagi sebelum dijual,” cerita Suryo dari Bintang Motor.

Mio Sporty VS BeAT


JAKARTA, KAMIS - PT Astra Honda Motor (AHM) sengaja meluncurkan Honda BeAT untuk menghadapi Yamaha Mio. Secara terang-terangan Siswanto Prawiroatmojo, Executive Vice President Director AHM menegaskan dengan pede, pesaing berlambang garputala itu bakal disikatnya.

Apakah BeAT mampu melibas Mio Sporty? Tim Motor Plus melakukan tes komparasi terhadap dua raksasa matik di pasar Indonesia ini. Simak kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Safety
Soal keamanan, BeAT memang unggul. Bukan cuma didukung secure key shutter, tapi juga ada side stand switch dan parking brake lock. Sehingga bukan cuma motor yang aman, juga pengendaranya.

Kunci kontak dilengkapi pengaman, sulit bagi pencuri sekalipun menggunakan kunci T. Standar samping dilengkapi sakelar Side stand switch. Jadi, mesin tak bakal hidup jika standar belum dikaitkan. Jangan takut motor ngeloyor, sekalipun di parkir di turunan karena dilengkapi parking brake lock.

Dari sosok bodi, BeAT sedikit lebih kurus dari Vario. Dibanding kompetitornya, BeAT masih tetap gendut. Terutama bagian samping sedikit lebih lebar. Sehingga porsi pengendara lebih leluasa walau ketika kaki ingin selonjor agak sempit dibanding Mio.

Untungnya jarak pijakan kaki depan ditutup fitur EZ rack yang berfungsi sebagai wadah atau tempat menaruh barang ukuran kecil. Sementara untuk Mio, fitur ini baru ada jika beli di toko variasi.

Pijakan Kaki Boncenger
Desain pijakan kaki Mio nangkring sebelum pakai footstep model baru. Tapi sekarang justru diterapkan BeAT meski nyaris sejajar dengan pijakan pengendara di depan. Sehingga kaki boncenger tidak perlu terlalu nekuk.

Namun kelemahan pijakan model ini, tidak ada alternatif pijakan lain bila kaki boncenger mulai pegal atau kesemutan karena kaki terlalu nekuk.

Bagasi Dua Tingkat
Soal luas dan volume bagasi, antara BeAT dan Mio Sporty beda tipis. Cuma posisinya aja yang beda. Bila Mio di belakang, BeAT di tengah atau depan tangki.

Tapi lagi-lagi soal keamanan, bagasi BeAT bentuknya bukan cuma datar dan bisa dicopot dengan mudah. Tapi juga dilengkapi penutup tambahan. Maklum komponen kelistrikan dan pengapian skubek ini ada di bawah wadah bagasi. Sehingga air pun dijamin tak rembes sampai ke dalam

Perbandingan Performa
Sesuai hasil pengetesan di jalan, perbandingan laju grafik dynotest juga menunjukan BeAT menang responsif di putaran awal. Sementara Mio menang nafas yang lebih panjang di putaran atas.

Pengetesan dyno dengan beban penyemplak 70 kg, BeAT raih power 6,2 dk saat mencapai 25 km/jam. Kenaikan power nyaris stabil sampai ke putaran atas. Tapi top-speed sampai pengujian 9.000 rpm, BeAT mentok di kisaran 90 km/jam.

Sementara putaran bawah Mio memang lebih lambat. Mencapai power 6,2 dk setelah di atas 50 km/jam. Tapi, saat power BeAT mulai menurun di kecepatan 68 km/jam, Mio justru terus naik sampai power maksimal yang didapat pada kecepatan 78 km/jam.

Tak heran, pada pengujian sampai 9.000 rpm, nafas atas Mio masih bisa tembus sampai kecepatan 105 km/jam, meski dengan power di bawah 4 dk. Artinya, BeAT hanya menggigit saat putaran bawah, sedang Mio digdaya pada putaran atas.

Lanjut ke perbandingan power, meski selisihnya tidak jauh, maksimal power Mio lebih tinggi yaitu 6,68 dk, dibanding BeAT yang hanya raih 6,61 dk. Ingat, ini pengujian dyno dengan beban orang 70 kg.

Tapi, power maksimal BeAT lebih cepat didapat, yaitu pada 7.000 rpm. Sementara Mio, baru mencapai power maksimal pada 8.000 rpm.
Fakta ini makin menegaskan Mio memang lebih lambat mencapai peak power. Tapi, capaian yang didapat memang lebih tinggi dibanding BeAT.

Sebagai catatan, pengujian diukur power di roda belakang. Bukan langsung dari mesin seperti yang biasa dilakukan pabrik.