Sabtu, 07 Maret 2009

Matic Low Rider 2009


Jakarta - Motor modification contest ', and Matic Race Party' stay 7 days, the mount also has not changed shape so that appear in the eye CATCHING time.

Stress? It may be, not how, memangnya easily find modifikator able to modify the motor Yamaha Mio 2009 within a week?

However, owing to the association extent Ari Mio owner is able to find a builder in a short period of time. Wah siapa tuh buildernya?

Finally, students who are also employees in the private hospital in Jakarta is not in doubt again eventually Mio CW memboyong to home modifications Ton's Chrome that is inhabited by Anton which is located in Jalan Raya Ciputat. A Land 20 cabby, South Jakarta.

Talk Less Do More, Anton is already 20 years experience as a builder hobinya steep two-wheel mengiyakan Ari desire that both of them want a chopper wheel with 10 inches velg costum.

Preamble, as the opening of Anton Mio tiny strip clothes, car upholstery, tires and handlebar so just leave chasisnya. Ih bugil dong si Mio CW? Indeed yes.

Eits, not the first one suspected, this action bugil dilakoni so feel free Anton mempermak Mio CW Ari property.

Chasis is trondol Anton easier to remove the engine mounting on the chasis of tercokok Mio.

"Bodi I loose all to leave the chasis and engine maticnya course," said Anton to detikOto, in Ton's Crome, Jalan Raya Ciputat. A Land 20 cabby, South Jakarta, Thursday (5/3/2009).

Next, Anton does not loose any origin. Mind concentrated disesi connective engine to chasis. As a connective engine chasis Ton to use the iron plate 6 mm.

"Plat 6 mm iron I use because the burden of sustaining strong enough to wait," he said.

And to the back foot, is used per costum. Next, add effects to chopper, Anton serve velg costum 10 inches longed Ari dibalut tire brands and tread width corsa.

To penghalau rate, using the rear brake kaliper Ninja RR and equipped dics costum ala hands jahilnya Anton.

After the deal is complete back foot, proceeded to the front of the foot.

For this one diaplikasikannya shock front of the property and accompanied NOUVO Yamaha costum 5 inch rim and tire dibalut with no name ring 14, and the claw is used kaliper brembo disc brake for a costum besutan Anton.

Mio is a tiny little change wujudnya to the chopper.

Because you want to impress more terkuak chopper, Anton formed iron pipe size 25mm mengangak up to stangnya. Not until there, handgrip costum tailored to enhance the look helm.

The result is sizeable, Ari is also removing the idea feel less satisfied if the display control monoton only. So Ari intimate costum head lamp attached in front of spakbor.

"Head lamp deliberately contrived the withdrawal beautiful motor chopper," Ari wanted to.

"Wah keren neh, but have a little bro or less," said Anton.

What if the exhaust flow megikuti ban, approximately half a circle, in order to add sangar, Anton spirit.

Treatment was started, Anton in a terrific turn-iron swing, without having had difficulty in this case.

Finally, living color selection. Ari does not want that much color on the body motornya, only a smear of black paint and diramaikan design tengkoranmang. Spakbor and to the front and back, only dikrom only.

"Corak is selected to make a chopper feel extreme form in the Mio gue," said Ari.

Ari has finished desire, within 7 days in the hands of Anton's house modifications Ton's Chrome.

Ari was able to bring the contest motornya modification ', and Matic Race Party' last week precisely 28 February 2009 to 1 March 2009.

Wow, who think, motor Ari finally selected for the jury to be in the category jawara contest low rider, well congratulations Bro!

Rabu, 04 Maret 2009

Tune Up Yamaha Mio Soul dengan Patok Kompresi 12: 1

Enggak percuma memang! Maksudnya, tampilan Yamaha Mio Soul milik Mr. Mamen yang mengusung ala drag bike versi Thailand. Meski baru pertama pentas di arena balap lurus 201 meter, Soul ini sudah kasih bukti podium 1 kelas FFA Matic di Sentul 2 minggu lalu. Bukan sekadar janji tok!

“Kuncinya, fokus power di putaran tengah ke atas,” ujar Mariasan Kocek, mekanik tim JP Racing. Begitunya, tenaga tersalur tanpa banyak waktu terbuang saat start. So, Adrianto alias Botak selaku joki, gak khawatir hilang banyak waktu akibat liarnya putaran bawah. Spin or wheelie, no!

Maklum! Selisih 0,2 detik, itu sangat berarti! Kan, balap lurus cuma satu kali jalan. Tak seperti road race yang bisa memperbaiki catatan waktu di putaran atau lap berikutnya.

Ngomong soal kuncian, kita buka bareng nyok! Soale, mekanik akrab disapa Marco ini berani buka rahasia. Enggak takut dicontek, macam siswa ujian deh. Mulai dari kompresi dulu aja ya?KLIK - Detail

Kompresi dipatok untuk bermain di angka 12 : 1. Hasil ini didapat dari pemakaian piston jenong milik salah satu motor Kawasaki. Sayangnya, Marco lupa dengan tipe motornya. “Pokoknya yang penting, ukurannya 65 mm,” sebut mekanik merangkap pembalap Banten yang berhasil rebut perunggu di PON XVII, Samarinda, Kaltim.

Bergantinya piston itu, tentu butuh penyesuaian di bagian kepala silinder. Tentu, diameter klep harus diperbesar juga. Enggak tanggung, klep mobil Toyota Camry diaplikasi menggantikan klep standar.

Ukuran klep dibuat ulang, sehingga tercipta diameter payung klep 34 mm buat klep masuk dan 29 mm untuk klep buang. Setelah itu, panjang batang klep juga disesuaikan dengan head silinder Mio. Yaitu, 67 mm untuk klep masuk dan 66 mm untuk klep buang.

Selesai main di klep, step berikutnya Marco bermain di papasan. Yup! Biar tidak terlalu ekstrem, dua kali uji coba dilakukan. Maksute, dilakukan dua kali pemangkasan. Buat papasan pertama, head dipapas 0,5 mm.

Diukur kompresi, didapat angka 11 : 1. Merasa kurang, kepala silinder dipapas lagi 0,3 mm. “Akhirnya, ketemu juga angka kompresi 12 : 1. Oh ya, squish head dibikin jadi 13º. Dan, dua kali papas ini sengaja biar enggak kebablasan,” ungkap pria kutilang alias kurus tinggi langsing ini. He..he..he…

Let’s say no to wheelie!
STROKE NAIK 11 MM
Alasan lain Marco patok kompresi tidak terlalu tinggi, juga karena stroke yang sudah berubah. Menurutnya, langkah piston sekarang menjadi 80 mm. Angka ini didapat dari pemakaian setang piston milik Suzuki TS125. Lho kok, ganti setang piston belum tentu naikan stroke kan?

Sabar! Taunya dengan pakai part pendorong piston TS ini, pen stroke alias pen setang bisa digeser maju lagi. Itu karena diameter pen kruk as milik TS hanya 19 mm ketimbang milik Mio yang 28 mm. Begitunya, pen jadi bisa digeser 11 mm.

Langkah terakhir di mesin ‘atas’, tinggal sesuaikan tebalnya paking akibat majunya stroke. “Paking aluminium sepanjang 3,5 cm digunakan. Itu juga masih menyisakan jarak antara piston dan head cukup jauh,” ungkap Kocek yang bukan uang ini.

PULI KAWAHARA
Buat bantu rpm sentuh putaran lebih tinggi, ada part di yang disentuh. “Puli bagian roller pakai merek Kawahara. Lalu, derajat atau got roller diubah lagi,” buka pembalap Honda ini.

Got yang tadinya punya sudut landai 14º, diubah jadi 13,5 derajat. Begitunya, kombinasi roller11 dan 10 gram ini mampu bermain lebih jauh lagi. So, rpm putaran atas mampu teriak sesuai permintaan gigi rasio yang dipakai. Yaitu, 16/39 mata. Berat tuh?

DATA MODIFIKASI
Ban IRC 60/100-17
Knalpot Kawahara
CDI Shindengen R7
Karburator Keihin PE 28 reamer 30 mm
Main/pilot-jet 128/42
Bahan bakar Bensol
Setang Variasi Thailand
Sok belakang RPM

Fenomena Skutik … New Mio ???




Jika dulu PT Federal Motor membuat terobosan dengan mengeluarkan motor jenis moped (baca : bebek) kini giliran Yamaha Motor Kencana Indonesia membuat terobosan dengan merilis produk bernama Yamaha Mio. Dahulu kita hanya mengenal skuter melalui produk Piaggio Vespa ataupun melalui tayangan balap di televisi dimana para pembalap kesana kemari mengitari paddock menggunakan skuter mini dengan bentuk yang futuristis. Sejak tahun 1997 pasar Indonesia kedatangan produk baru bernama Kymco Jetmatic. Untuk pertama kalinya secara resmi skuter otomatik di jual di tanah air. Produk Taiwan ini tidak butuh waktu lama untuk dikenal masyarakat, karena salah satunya adalah Kymco Jetmatic digunakan sebagai kendaraan resmi bagi para ofisial Sea Games Jakarta 1997. Namun kepopuleran skutik pertama di Indonesia ini tidak berlangsung lama karena terpaan krisis moneter plus kurang kuatnya image Kymco di mata masyarakat. Ditambah beredarnya isu bahwa skutik sulit diperbaiki dan mudah rusak semakin merugikan penjualan kymco di pasaran.

Ini Yamaha bung, bukan Kymco

Kurang suksesnya Jetmatic di pasaran tidak serta merta membuat Yamaha mengurungkan niatnya memasarkan skuter buatanya. YMKI resmi merilis Nuovo sebagai skutik pertama buatan Jepang yang dijual resmi di Indonesia. Tetapi ternyat penjualannya tidak sesukses yang diharapkan. Karena saat itu pasar yang di targetkan sebagai konsumen Nuovo adalah pria berusia 20-30 tahun namun ternyata kebanyakan konsumen yang ditargetkan malah memilih motor jenis bebek dibanding skutik. Ukuran Nuovo yang 10 persen lebih besar dibanding motor bebek juga menjadi ganjalan bagi kaum hawa untuk menggunakan Yamaha Nuovo. Tidak menyerah begitu saja, Yamaha membuat terobosan baru dengan membuat Yamaha Mio, skutik mini nan ringan ini dirancang khusus karena memang ditujukan untuk digunakan kaum wanita. Sekali lagi prediksi YMKI kembali meleset, namun melesetnya prediksi Yamaha kali ini justru membawa berkah bagi mereka. Karena yang tertarik menggunakan Mio bukan saja kaum hawa tetapi kaum adam justru tertarik menggunakan Mio. Pada awalnya rata rata kaum adam pengguna Mio masih berdalih bahwa mereka membeli skutik ini untuk keperluan istrinya, adik perempuan ataupun ibunya. Tetapi seiring dengan waktu kini mereka tidak malu malu untuk menggunakan Mio sebagai kendaraan oprasional harian.

Bukan Performa tapi Ergonomis

Jangan bicara performa, tetapi faktor ergonomis Yamaha Mio tidak tertandingi bahkan bila dibandingkan motor bebek sekelas Supra Fit sekalipun. Keandalan faktor ergonomis Mio terbukti terutama buat penggunaan jarak menengah (10-20km) perhari dan penggunaan di kota besar yang selalu menghadapi kemacetan tanpa henti. Bobot yang hanya 87kg ditambah transmisi otomatik membuat pengendara tidak cepat lelah terutama dibanding motor yang menggunakan kopling ataupun motor yang bergaya lebih sporty. Bahkan banyak bikers penggemar motor sports yang menyimpan motor kesayangan mereka di garasi pada hari kerja dan justru menggunakan Mio sebagai kendaraan oprasional. Buat pengendara wanita dan bagi mereka yang baru bisa mengendarai motor tenaga Mio yang kecil dan tersalur halus keroda belakan membuat motor ini mudah untuk dikendarai.

Honda Vario Vs Yamaha Mio

Seperti biasa Honda tidak akan mau mengalah dengan Yamaha, meskipun sedikit terlalu terlambat dalam memasuki pasar skutik Astra Honda Motor akhirnya mengeluarkan varian Honda Vario. Berukuran lebih besar dan memiliki penampilan lebih futuristis dibanding Mio, dengan harga yang lebih mahal tentunya AHM berharap dapat merebut pasar skutik di tanah air dari tangan Yamaha. Sulit mengkomparasi keduanya, karena sungguh tidak relevan buat menentukan keunggulan melalui performa, namun ukuran dan penampilan Vario lebih unggul dibanding Mio. Tetapi dari faktor value for money Mio jelas jelas lebih unggul, apalagi mengingat motor jenis skutik umumnya lebih difungsikan menjadi kendaraan oprasional daripada kendaraan yang dipakai untuk mejeng dan adu kecepatan.

*

Yamaha Mio Sporty

Mesin :113 cc SOHC, Air cooled dengan tenaga sebesar 8.9 PS pada 8000 rpm. Harga Mio : Rp. 11.58 juta

*

Honda Vario CW

Mesin : 108cc SOHC. Water cooled dengan tenaga sebesar 8.9PS pada 8000 rpm. Harga Vario : Rp. 14.15 juta



Facelift Mio …

Hampir berusia 4 tahun nampaknya sudah saatnya Yamaha melakukan facelift bagi Mio. Tidak terlalu radikal memang namun tujuan facelift tersebut memang sudah jelas yaitu untuk meningkatkan penampilan Mio dalam menghadapi kompetitornya yaitu Honda Vario dan Suzuki Spin.

Yamaha Mio "Rp40 juta" Juara Kontes Modif di Bali


KUTA, MINGGU - Yamaha Mio milik I Made Ambara berhasil menggondol predikat Best of the Best dalam ajang modifikasi motor matik, Cuzztomatic 2 yang digelar di pelataran parkir Sentral Kuta, Bali, Minggu (30/3). Mio berwarna bunglon yang full sound system ini sebelumnya berhasil menggondol juara untuk kategori audio modification.

Nah, setelah terpilih enam juara untuk enam kategori modifikasi matik, motor besutan rumah modifikasi moto-one(M-1) Denpasar ini dinilai sebagai yang terbaik. Dengan kemenangan tersebut, Ambara yang Mio-nya berhak mewakili region I (Bali, Nusa Tenggara dan Indonesia Timur) untuk bertarung dalam Cuzztomatic 2 tingkat nasional yang akan digelar di Jakarta pada pertengahan tahun, di Arena Pekan Raya Jakarta.

Ajang ini akan memperebutkan hadiah utama yakni melancong ke negeri gajah putih, untuk bertukar ilmu dengan para modifikator handal di Thailand. Sementara dalam kontes di Bali, Ambara telah mengantongi sejumlah hadiah yakni, uang Rp1,2 juta sebagai juara kategori audio. Lalu, satu unit Yamaha Mio Soul, serta 1 set Yamaha fashion rancangan Oscar Lawalatta senilai Rp 1,7 juta sebagai hadiah untuk predikat Best of the Best.

Lantas apa kelebihan Mio Ambara dibandingkan dengan juara lainnya? Satu hal yang paling mengejutkan adalah, "diskotik berjalan" ini telah menghabiskan dana modifikasi lebih dari Rp 30 juta, belum termasuk harga motornya. Suatu angka yang terbilang fantastis mengingat harga Yamaha Mio ada di kisaran Rp 12-13 juta per unit.

Menurut Ambara, dana sebesar Rp 30 juta itu dihabiskan untuk memasang semua kelengkapan audio serta finishing krom bunglon. "Untuk headunit saya pakat JVC, dengan subwoofer 12 inchi merek JL, layar 7 inchi merek sentru, dua buah speaker JBL, dua power merek teklin 2 channel dan accoustic 4 channel," kata Ambara.

Selain itu, pada bagian buritan dari motor yang dibangun selama tiga bulan ini juga dipasangi sebuah kamera, yang terhubung dengan layar monitor. "Jadi kalau kita sedang jalan, kita bisa melihat kondisi di belakang dengan jelas," terang Ambara lagi.

"Lalu yang unik juga, saya pakai antena minimoto. Seperti yang di mobil-mobil. Jadi kalau radio dihidupkan, antene itu akan naik secara otomatis," ujar pemilik bengkel modifikasi yang bermarkas di Jalan Gunung Mulyawan Timur, Denpasar itu.

Dalam puncak acara di Bali ini, Yamaha juga menggelar acara nonton bareng motoGP Spanyol yang dijuarai oleh pembalap Honda Repsol Danny Pedrosa, dan andalan Yamaha Valentino Rossi berhasil finish di tempat kedua. Setelah ini, ajang modifikasi motor Yamaha akan dilaksanakan di Yogyakarta, pada 12-13 April, untuk mendapatkan motor matik modif terbaik di wilayah Yogya dan Jawa Tengah.

Monosok, Rebah, Hingga Tersembunyi




Berbagai aliran modifikasi skutik lahir seiring makin maraknya pasar skutik tanah air. Dari beberapa modifikasi skutik, tampak jika sokbreker belakang menjadi salah satu sektor ubahan utama.

Pemakaian sok tunggal asimetris dirasa kurang gagah. Demikian pula penggunaan dobel sok untuk skutik bebek, macam Yamaha Nouvu dan Suzuki Skywave.

Dari situlahtrend ubahan peredam kejut makin menjadi-jadi. "Saya kerap mengerjakan monosok tengah untuk skutik," ucap Budi Rahmanto, punggawa Big Modification, Jakarta Timur.

Alhasil, "Sok tak lagi kelihatan satu sisi, yang diyakini beberapa orang terasa nyeleneh," terang Budi Big, sapaan akrabnya.

Pemasangan monosok tengah dengan posisi berada diatas centerbone berfungsi pula untuk mengisi kekosongan area floordeck.

Inovasi semakin gencar untuk menjahili peredam kejut belakang. "Karena monosok tengah sudah sering muncul, saya buatkan monosok rebah dibawah centerbone buat Suzuki Skywave milik Bery Haryadi," bilang Danny Wibowo, punggawa Bintang 88 Motor, Garut.

Demikian pula langkah Dian Prawito dan Tri Suhardi dalam merombak suspensi Yamaha Nouvo Z. "Terpasang Tiga Sok, yaitu 2 di tengah dan 1 dibelakang kiri untuk penguat (Gambar1)," kata Tri, yang buka stand Dewi Motor di bilangan Pasa Nitikan, Solo.

Unik lagi cara Santika Yasa, punggawa Enggo Motor, Denpasar. "Saya pasang sokbreker diantara sasis depan mesin," ujarnya. Alhasil begitu floor deck terpasang rapi, "Sok gak tampak. Skutik terlihat tanpa sokbreker."

Meski begitu, perlu diperhatikan fungsional peredaman bila skutik dipakai buat harian. Sebagai contoh kalau memakai sistem sokbreker Yamaha Nouvo Z. "Posisi sok penguat di belakang seharusnya gak boleh terlalu rebah. Kalau rebah banget peredaman terlalu lembut," sahut Tri.

Selain itu, " Jangan terlalu lurus, harus ada sudutnya!" ucap Danny. Jika masih lembut, "Pilih sokbreker berkarakter kaku dan bersetelan. Jadi bisa diatur."

Gak boleh asal miring dan rebah dong. ... (OTOPLUS)

gambar2
gambar3
gambar4

Selasa, 03 Maret 2009

Didominasi Mio dan Vario


Meski belum sebanyak bebek, tapi keberadaan skubek bekas di sentra motor bekas alias motkas sudah mulai terlihat. Beberapa tipe skubek Jepang hampir semuanya ada. Mulai dari yang masih diproduksi atau discontinue seperti Yamaha Nouvo Z. Tahun produksinya pun beragam, bahkan yang umurnya belum satu tahun pun ada.

“Kalau ngomongin tipe, Mio Sporty dan Vario masih mendominasi permintaan,” kata Suryo, customer service Bintang Motor (BM), di Jl. Ciledug Raya, Puri Beta, Tangerang. Di BM ini memang terlihat hampir semua varian yang dijual adalah skubek.

Indikasi favoritnya Mio Sporty dan Vario tadi bisa dilihat dari lamanya skubek itu mengendap di pedagang. “Palingan 3-4 hari saja pasti sudah ada yang ambil,” lanjut Surya lebih jauh.

“Tapi sepertinya Mio masih sedikit unggul dari segi permintaan. Misalnya dari 3 yang datang cari Mio, hanya 1 yang minta Vario,” sambung Freddy Gautama dari dealer BBMM di wilayah Cikokol, Tangerang.

Oh ya, untuk Mio hal itu tidak berlaku pada Mio Soul, “Kita malah susah ngejualnya, kalau stok Soul sih ada terus,” terang Suryo lebih jauh.834bursa-skubek-suryo-dvd.jpg

Hal sama juga terjadi pada Suzuki. “Untuk Spin 125, stok yang ada di kita malah karena tukar tambah. Kalau beli kita juga kurang berani,” lanjut pria berjenggot ini.

Bicara favorit dan enggak tadi tentunya berujung ke harga. Tipe yang peminatnya tinggi, pedagang bisa menjualnya dengan harga tinggi. Misalnya Mio keluaran 2007 masih bisa dijual dengan harga Rp 10,75 juta. Padahal harga barunya Rp 11,8 saja. Untuk selisih harga yang Rp 1 juta itu bisa dipastikan bahwa nilai skubek masih tinggi.

Bandingkan dengan Spin 125. Untuk keluaran 2007, pedagang hanya berani kasih harga Rp 9 juta. Sementara barunya Rp 12,2 juta. Selisih yang cukup jauh bukan?

Ada lagi yang bikin harga skubek seken alias second itu tetap tinggi. Yaitu pada tipe pelek racing. Jika pada skubek baru selisih harga antara pelek jari-jari dan racing enggak sampai Rp 1 juta, maka di motkas perbedaan harganya malah bisa Rp 1,5 juta. “Pasalnya karena permintaan yang benar-benar tinggi sehingga pedege bisa main harga,” beber Suryo yang punya cabang di 10 wilayah Jakarta dan Tangerang ini.

Sayang, krisis ekonomi global yang katanya tengah terjadi itu, turun mempengaruhi perdagangan skubek bekas. “Penurunnya bisa sampai 50 persen,” kata Freddy.

“Sedangkan kalau tadinya bisa 75 unit sebulan sejak Lebaran kemarin, palingan 30 per bulan, total dari semua cabang lho,” timpal Suryo.

Meski begitu, mereka masih menjadikan skubek salah satu primadona. Buktinya ketika down payment (DP) bebek second bisa di bawah Rp 1 juta namun skubek tidak. Uang muka di tipe ini masih di atas Rp 1 juta, “Minimal Rp 1,2 juta buat Mio dan Vario,” kompak mereka meski dari tempat berbeda.

TABEL HARGA SKUBEK DI JAKARTA

Mio Sporty CW 2007 : Rp 10,75 juta
Mio Sporty CW 2006 : Rp 9,5 juta
Mio Soul 2007 : Rp 10 juta
Honda Vario CW 2007 : Rp 12,5 juta
Suzuki Spin 125 CW 2007 : Rp 9 juta

LEWAT MILIS DAN KLUB

Bagaimana kabar skubek bekas Kymco? Peredarannya memang tidak atau bahkan belum terlihat di bursa motor bekas. “Perdagangannya lewat milis dan di klub,” kata Sutarno, dari dealer Kymco Lautan Motor di Tangerang.

Pria yang juga mekanik kondang di komunitas skubek Taiwan ini menjelaskan bahwa palingan tipe yang banyak peminatnya adalah Trend SR. “Karena Trend SR itu seperti tingkatan lanjutan bagi mereka yang pernah naik Kymco Easy atau LX,” tambahnya.

Karena harga barunya masih tinggi, Rp 15,9 juta, maka nggak heran banyak penggemar yang memburu bekasnya saja. “Untuk Trend SR yang berumur satu tahun, harga bisa Rp 12 juta. Lumayan turun hampir 4 juta,” celotehnya.

AWAS SKUBEK MODIF!

Perlu diperhatikan kondisi bagi yang ingin melego skubek ke pedege. Terutama buat yang sudah melakukan modifikasi. Pasalnya dealer motkas akan menawar lebih murah skubek modif dibanding standar. Artinya, modifikasi atau bolt on yang ente lakukan malah menjadi nilai minus.

“Pasalnya kita menjual kembali kan harus dalam kondisi standar. Kalau ada modif seperti krom-kroman maka kita harus ganti part itu dengan asli lagi sebelum dijual,” cerita Suryo dari Bintang Motor.

Mio Sporty VS BeAT


JAKARTA, KAMIS - PT Astra Honda Motor (AHM) sengaja meluncurkan Honda BeAT untuk menghadapi Yamaha Mio. Secara terang-terangan Siswanto Prawiroatmojo, Executive Vice President Director AHM menegaskan dengan pede, pesaing berlambang garputala itu bakal disikatnya.

Apakah BeAT mampu melibas Mio Sporty? Tim Motor Plus melakukan tes komparasi terhadap dua raksasa matik di pasar Indonesia ini. Simak kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Safety
Soal keamanan, BeAT memang unggul. Bukan cuma didukung secure key shutter, tapi juga ada side stand switch dan parking brake lock. Sehingga bukan cuma motor yang aman, juga pengendaranya.

Kunci kontak dilengkapi pengaman, sulit bagi pencuri sekalipun menggunakan kunci T. Standar samping dilengkapi sakelar Side stand switch. Jadi, mesin tak bakal hidup jika standar belum dikaitkan. Jangan takut motor ngeloyor, sekalipun di parkir di turunan karena dilengkapi parking brake lock.

Dari sosok bodi, BeAT sedikit lebih kurus dari Vario. Dibanding kompetitornya, BeAT masih tetap gendut. Terutama bagian samping sedikit lebih lebar. Sehingga porsi pengendara lebih leluasa walau ketika kaki ingin selonjor agak sempit dibanding Mio.

Untungnya jarak pijakan kaki depan ditutup fitur EZ rack yang berfungsi sebagai wadah atau tempat menaruh barang ukuran kecil. Sementara untuk Mio, fitur ini baru ada jika beli di toko variasi.

Pijakan Kaki Boncenger
Desain pijakan kaki Mio nangkring sebelum pakai footstep model baru. Tapi sekarang justru diterapkan BeAT meski nyaris sejajar dengan pijakan pengendara di depan. Sehingga kaki boncenger tidak perlu terlalu nekuk.

Namun kelemahan pijakan model ini, tidak ada alternatif pijakan lain bila kaki boncenger mulai pegal atau kesemutan karena kaki terlalu nekuk.

Bagasi Dua Tingkat
Soal luas dan volume bagasi, antara BeAT dan Mio Sporty beda tipis. Cuma posisinya aja yang beda. Bila Mio di belakang, BeAT di tengah atau depan tangki.

Tapi lagi-lagi soal keamanan, bagasi BeAT bentuknya bukan cuma datar dan bisa dicopot dengan mudah. Tapi juga dilengkapi penutup tambahan. Maklum komponen kelistrikan dan pengapian skubek ini ada di bawah wadah bagasi. Sehingga air pun dijamin tak rembes sampai ke dalam

Perbandingan Performa
Sesuai hasil pengetesan di jalan, perbandingan laju grafik dynotest juga menunjukan BeAT menang responsif di putaran awal. Sementara Mio menang nafas yang lebih panjang di putaran atas.

Pengetesan dyno dengan beban penyemplak 70 kg, BeAT raih power 6,2 dk saat mencapai 25 km/jam. Kenaikan power nyaris stabil sampai ke putaran atas. Tapi top-speed sampai pengujian 9.000 rpm, BeAT mentok di kisaran 90 km/jam.

Sementara putaran bawah Mio memang lebih lambat. Mencapai power 6,2 dk setelah di atas 50 km/jam. Tapi, saat power BeAT mulai menurun di kecepatan 68 km/jam, Mio justru terus naik sampai power maksimal yang didapat pada kecepatan 78 km/jam.

Tak heran, pada pengujian sampai 9.000 rpm, nafas atas Mio masih bisa tembus sampai kecepatan 105 km/jam, meski dengan power di bawah 4 dk. Artinya, BeAT hanya menggigit saat putaran bawah, sedang Mio digdaya pada putaran atas.

Lanjut ke perbandingan power, meski selisihnya tidak jauh, maksimal power Mio lebih tinggi yaitu 6,68 dk, dibanding BeAT yang hanya raih 6,61 dk. Ingat, ini pengujian dyno dengan beban orang 70 kg.

Tapi, power maksimal BeAT lebih cepat didapat, yaitu pada 7.000 rpm. Sementara Mio, baru mencapai power maksimal pada 8.000 rpm.
Fakta ini makin menegaskan Mio memang lebih lambat mencapai peak power. Tapi, capaian yang didapat memang lebih tinggi dibanding BeAT.

Sebagai catatan, pengujian diukur power di roda belakang. Bukan langsung dari mesin seperti yang biasa dilakukan pabrik.

Yamaha Mio Soul Low Rider 2008 Jakarta


JAKARTA- SELASA - Johny Lipurnomo from Custom World (CW) populer dengan permainan tangannya lewat alat cat. Karyanya bertebaran 1999 – 2002. Tema inovatif selalu dihasilkan pria bertubuh bongsor ini.

Kepincut juga main modifikasi bodi. Pelan tapi pasti, karya besarnya nongol di Yamaha Cuzztomatic 2 2008 Region IV, Bandung, Mei lalu. "Penasaran juga ikut kelas x-treme. Ini kelas bergengsi," ungkap Johny yang bermarkas di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Berbeda jauh sama konsep sebelumnya yang dominan bolt-on. Tentunya, ini lumayan bikin surprise penikmat modifikasi Tanah Air. Boleh dibilang konsep terdepan buat Mio Soul.

Kenapa dibilang konsep terdepan? Jelas, karena Johny lebih konsentrasi ke tunggangan futuristik. Garis desain bodywork tajam dan tegas. Tapi, ciri Mio Soul enggak boleh hilang.

Makanya, lampu utama tetap dipertahankan. "Intinya sih bikin low rider masa depan. Sayang, ada bagian yang belum selesai," ungkap penggemar sate Blora, Jawa Tengah ini.

Memang, konsep terdepan sudah digarap builder berkacamata ini dengan rapi. Tingkat akurasi detail hampir sempurna. Baut dan mur dibikin enggak belang. Pokoke rapi jali. Tapi, penyelesaian yang belum total mengganggu konsep desain secara keseluruhan.

Bandingkan sama motor konsep yang dipajang beberapa pameran di Indonesia atau di luar negeri. Setang tetap tertutup panel instrumen kalau konsepnya memang mengarah kemungkinan akan diproduksi massal. "Nah, itu makanya saya pakai visor. Ini yang nggak selesai," timpal Johny yang bikin sketsa dan urusan bodi ke Agus Djanuar, builder Purwokerto, Jawa Tengah.

Meski begitu, motor konsep enggak selesai. Rancangan sebaiknya sudah dipikirin kemungkinannya untuk dipakai di jalan raya. Seperti Yamaha MT-OS, konsep sport muscle bike yang diperkenalkan saat berlangsung Tokyo Motor Show 2006.

Artinya, modifikasi yang mengarah ke motor konsep pastinya juga didesain dengan tetap memikirkan bagaimana kalau nanti dipakai harian. Kemungkinan mengestimasi antara tenaga motor yang dihasilkan sama bodi yang sudah diubah. Termasuk, komponen baru tambahan. Konsep terdepan mungkin seperti ini!

Duo Yamaha Mio West Custom


Soal modifikasi sepedamotor, Jawa Timur jangan dilawan deh. Pemodifikatornya berani merombak ekstrem. Tengok Yamaha Mio produksi 2002 dan 2007 milik M.Irfan dan Andi Widiatmoko, yang keduanya asal Jember, Jawa Timur ini. Kedua skuter bebek (skubek) itu sama-sama menganut aliran West Custom, sehingga ada bagian tertentu memiliki kesamaan.

Seperti pada bagian depan, kata Irfan, kedua skubek menggunakan lampu Yamaha Nouvo-Z. “Tadinya sempat terpikirkan pakai lampu Mio Soul. Tapi, karena harus inden lama, akhirnya pakai Nouvo,” lanjut lajang 23 tahun ini. Kemudian, untuk roda depan sama-sama mengadopsi pelek orbital, yang banyak digandrungi penggila modifikasi di Jatim. Yang membedakan, ukurannya saja. Bila Irfan pilih 14 inci, Andi yang 17 inci.

Kini, kita intip perbedaannya. Kekuatan yang ingin ditonjolkan Irfan berupa pemindahan peredam kejut belakang bergeser ke tengah di atas dek. Sokbrekernya sendiri sudah diganti dengan milik Supra yang disambung dengan pipa besi. Posisi sokbreker baru ini benar-benar menjadi daya pikat dan banyak orang yang nggak ngeh kalau itu sok belakang. “Malah banyak yang bertanya berfungsi apa tidak sok itu,”kekeh Irfan.

Sementara Mio milik Andi memiliki keunikan pada roda belakang. Ia memilih pelek mobil ukuran 15 inci keluaran BBS. Jelas, ketika merayap di jalanan sangat menguras tenaga.

Kreasi fenomenal lainnya dari motor Andi ada pada sistem penggerak roda belakang. Tidak hanya mengandalkan CVT, namun sudah ditambah dengan memakai rantai. “Itu karena konstruksi pelek dan jaraknya yang enggak mungkin pakai belt,” papar Andi. Jadi, pakai gir dengan perbandingan gigi yang sama 14:14.

Cara kerjanya, tenaga dari CVT menggerakkan gir depan yang kemudian diteruskan oleh rantai sebagai penggerak gir belakang dan as roda. Agar tampilan belakang sedikit sangat, penghenti laju memakai disc brake, juga lengan ayundengan model flame.

Selain pemakaian ban belakang, rancangan buritan juga beda. Meski sama-sama model tunggangan MotoGP, namun buntut Mio punya Irfan lebih memanjang, sedang Andi membulat ke atas. Yang pasti, kedua Mio dari Jember ini mengundang kagum.

Yamaha Mio dan Honda Vario Punya Kesamaan



COBA Anda cermati betul, apa yang sama dari Yamaha Mio CW 2005 dari Blitar (Jawa Timur) dan Honda Vario 2006 asal kota Hujan Bogor ini? Perhatikan desain sokbreker belakangnya. Kedua skuter bebek (skubek) ini menggunakan peredam kejut ganda pada satu sisi dan sama-sama terletak di sebelah kiri.

Dari sisi modifikasi, Yamaha Mio milik Piluk Kharisma ini menyontek Yamaha Maxam. Sekalipun meniru, tapi garapan pemodifikator Eko Prasetyo dari Fog Custom malah lebih rapi. Bagian depan nyaris sempurna dan memancarkan skubek gambot. Malah, hidung Mio tampak lebih sip dan tekukan depannya lebih aerodinamis, mirip pesawat supersonic Concorde.

Sayangnya, penggarapan Piluk tidak total karena bagian belakang tidak tersentuh maksimal hingga mencerminkan skubek imut. Piluk beralasan, waktu pengerjaannya hanya dua bulan.

Lebih edan lagi Honda Vario bikinan Berry Natadisastra ini. Boleh percaya boleh tidak, menurut sang pemodifikator, motor itu dikerjakannya dalam sehari lantaran mengejar agar bisa ikut kontes. Aliran yang dipilih bersama Aip adalah custom Hot Rod dengan memanjangkan bodywork lewat engine mounting dari 8 cm menjadi 12 cm.

Nuansa Hot Rod dipertebal dengan tampilan setang telanjang model Robocop. Tentunya kaki-kaki jadi menu wajib sesuai aliran Hot Rod. Untuk satu ini, BSR memadukan dua roda gambot 120-70/14 untuk depan dan belakangnya 140-70/14.

Yamaha Mio Berbaju Batik


Ajang kontes modifikasi motor, bagi Tommy sudah merupakan makanan sehari-hari. Tak heran, bos Mitra Motor Sport (MMS) Cimahi, Jawa Barat ini lumayan kondang lantaran sudah aktif berkompetisi sejak 2003. Dan ia acap menampilkan karya yang unik dan bukan follower.

Termasuk pada Yamaha Mio 2007 dalam pemilihan model airbrush. "Sesuatu yang baru kali ini dan kita coba mengambil tema cinta Indonesia," ungkap Tommy yang identik dengnan tema permainan seperti ini. Motif batik yang dihadirkannya pada kontes Yamaha di Bandung beberapa waktu lalu, tergolong unik.

Saking uniknya, ketika ditanya motif batik itu dari daerah mana, dia malah gelagapan. "Nggak sempat cari ide dari batik Solo apa Yogya. yang penting, kesan batik aja," kekehnya. Namun secara keseluruhan , pemilihan warna garis-garis itu sangat pas sama kelir dasar bodi yang putih.

Termasuk jok ikut dimodif menjadi single seater agar memiliki bidang yang bisa diberikan motif yang sama. Jadi, tampilan Mio benar-benar berkonsep total batik.

Selain sadel yang digarap, juga bodi. Langkahnya dimulai dengan mengganti seluruh cover standar dengan Mio Soul. "Bodi Soul tadi diperbesar dengan fiber," ungkap Tommy. Caranya, menyambung bodi standar yang plastik dengnan fiber. "Jadi terlihat lebih paten karena nggak ada sambungan. Selain itu juga terkesan clean," lanjutnya.

Seperti cover depan, ukurannya memang sudah menjadi lebih besar tapi terlihat masih proposional.Untuk pelek, Tommy menerapkan model custom dari mobil. Alasannya, ingin mendapat lebar telapak maksimal, jadi yang depan lebar 4 inci dan belakang 5 inci yang dikombinasi dengan pelek standarnya. "Sengaja pakai palang asli Mio supaya enggak meninggalkan ciri aslinya," tegas Tommy. (Nurfil)


DATA MODIFIKASI
Ban depan : FDR 120/70-14
Ban belakang : FDR 140/80-14
Pelek depan : Custom 4x14 inci
Pelek belakang : Custom 5x14 inci
Sok depan : G@zi
Sok belakang : TF
Headlamp : Mio Soul
Setang : Fatbar
Knalpot : Custom

Modifikasi Yamaha Mio dari Puerto Rico


Memundurkan roda belakang, melebarkan bodi dan pakai ban superlebar, itulah modifikasi yang banyak dilakukan pada Yamaha Mio. Tapi coba lihat karya berani dari Siswo Winoto. Builder asal Puerto Rico, maaf maksudnya Purwokerto, Jawa Tengah ini. Ia menyikat habis bodi dan hampir seluruh sasis dari produk berlambang garputala ini, sehingga bentuk standarnya sudah sirna.

Korbannya, Yamaha Mio 2008 milik Reza Ganang Hermawan. Semula ia ingin menunggang skubek dengan tampilan tidak standar alias sudah dimodifikasi. Coba mengutarakan niatnya dengan Wiwin – biasa Winoto disapa – malah ditawari konsep streetfighter.

Harus diakui, kreasi Wiwin dari Win’s Paddock bisa dibilang gebrakan penutup 2008 dunia modifikasi roda dua, khususnya skubek di Indonesia. Garapannya itu boleh dibilang hampir tidak menyisakan sisis maupun bodi standar yang diganti dengan tulang belulangnya sebagai ciri khas dari streetfighter.

“Cuma pakai tulang mulai komstrir depan sampai ujung dek bawah. Lainnya custom sendiri,” jelas Wiwin sambil menunjukkan pipa ¾ inci dipakai untuk sasis tulang bawah sampai ke belakang.

Dengan perubahan total, mau tak mau Wiwin harus menghitung ulang center of gravity, sudut yang sesuai konsep dan estetika secara visual. Agar, selain indah dipandang juga harus punya kekuatan. Lucu kan, lagi asyik dikendarai tiba-tiba ambruk.

Untuk meraih itu, Wiwin membuat banyak sudut dan pemakaian pipa sebagai penguat. “Kuncinya, setiap sudut harus punya korelasi sama dengan sudut lainnya. Sampai satu sisi melenceng, semua pasti rusak,” analisis Wiwin.

Sisi yang dimaksud adalah awal pengelasan pada tulang bawah sampai ke belakang. Untuk mendapat center of gravity, tangki dipindahkan ke bawah jok dan waheelbase dimelarkan sekitar 30 cm.

Tak Cuma itu, jika dilihat dari depan, sulit ditebak kalau motor ini Yamaha Mio. Sebab, cover depan standar sudah diganti dengan Jupiter MX 135LC. Kemudian, knalpot standar dibikin sangar dengan memakai bikinan Italia yang dulu pernah populer di era mesin 2-Tak. Terakhir, lampu depan dan belakang menggunakan LED. “Selain lebih terang, agar tampak futurisktik,” tutup Wiwin.

Yamaha MIO 2007 Modified



Kabar gembira untuk anda penyemplak yamaha MIO karena di thailand sudah di launching MIO generasi terbaru MIO MX 2007, perbedaan hanya pada body dan cover CVT mesin tetap mengusung tipe yang sama dengan generasi sebelumnya. Cepetan bagi mionya yang belum di modif cepet2 deh di modif sebelum ketinggalan zaman. Yamaha sendiri telah melakukan modifikasi secara pabrikan untuk menghalau laju dari serangan honda vario sang competitor yang lebih canggih. Di Indonesia sendiri belum ada kejelasan kapan MIO 2007 ini bakal di launching. Tapi dapat di pastikan mio 2007 ini bakal beredar di tanah air.
Bagi yang ingin mio anda tampil bak pengantin baru yang telah di pingit silahkan contact punggawa OMC 021-70755444 dengan bro Ali untuk modifikasi mio anda.

Modifikasi Yamaha Mio Gaya Sporty

Beberapa waktu lalu, saya mendapat sebuah file yang cukup besar yang isinya koleksi foto-foto Yamaha Mio. Nah,.. saya akan coba untuk ditampilkan especially yang menarik saja. Banyak banget soalnya, jadi males nguploadnya. Kali ini, ada modifikasi mio gaya sporty. Saya minta pendapat teman-teman semua ya ..

Nah,.. funky kan ???

Mau lagi yang lainnya ga??? Kalo mau nanti gw kasih lagi dech …

Modifikasi Yamaha Mio Gaya Sporty

Beberapa waktu lalu, saya mendapat sebuah file yang cukup besar yang isinya koleksi foto-foto Yamaha Mio. Nah,.. saya akan coba untuk ditampilkan especially yang menarik saja. Banyak banget soalnya, jadi males nguploadnya. Kali ini, ada modifikasi mio gaya sporty. Saya minta pendapat teman-teman semua ya ..

Nah,.. funky kan ???

Mau lagi yang lainnya ga??? Kalo mau nanti gw kasih lagi dech …

Asal Usul Yamaha Mio

Gambar

Yamaha Mio adalah cerita manis bagi Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI). Setahun ini, beberapa kali angka penjualan bulanan YMKI berhasil melampaui penjualan rival terberatnya, Astra Honda Motor (AHM). Dan capaian ini, selain strategi promosi yang jitu, tentunya tak bisa peran menanjaknya pamor Yamaha Mio.

Sejarah Yamaha Mio sendiri tercetak dari dapur Research & Development (R&D) Yamaha. Mulanya, ia adalah project lanjutan dari Yamaha Nouvo yang sempat dilansir sebelumnya. Meski di Indonesia tak dapat disebut berhasil, namun dalam penjualan regional, Yamaha menilai Nouvo cukup berhasil. Ditambah dengan keyakinan atas masa depan sepeda motor matic, maka atas dasar pengembangan Nouvo, lahirlah Yamaha Mio.

Seperti mengkoreksi beberapa keluhan terhadap Nouvo, antara lain bentuknya yang bongsor, Yamaha Mio tampil lebih elegan. Dari sisi ukuran jauh lebih ramping, sesuatu yang banyak menjadi pertimbangan konsumen Asia. Setelah jadi, tahun 2003, Yamaha Mio mulai diluncurkan di Asia Tenggara. Khusus untuk pasar Malaysia, Yamaha memilih memasarkannya dengan nama Yamaha Ego.

Di Indonesia, Mio juga muncul tahun 2003. Saat pertama hadir, YMKI memilih menjual Mio dengan balutan tagline sebagai sepeda motor yang "mengerti wanita." Tentu karena ukurannya yang ramping, ringan dan teknologi matic-nya yang simpel. Ternyata pendekatan ini mengena. Kaum wanita terutama kalangan pekerja dan siswi sekolah mulai menggunakan Mio.

Begitu populernya Mio, cap sebagai sepeda motor khusus wanita akhirnya surut juga. Banyak juga pria dari semua usia yang akhirnya ikut mondar-mandir dengan Yamaha Mio. Dan memang belakangan, YMKI sendiri memilih meninggalkan tagline awalnya tersebut. Apalagi sejak dikeluarkan Yamaha Mio Soul yang dirilis pada tahun 2006. Produk ini makin mengatrol hegemoni Yamaha di kelas bebek matic.

Sampai Juli 2008, Yamaha Mio masih menjadi pemimpin pasar di kelas bebek matic. Angka penjualan pada periode Januari – Juni 2008 mencapai 1,3 juta unit atau berarti menguasai 58% pangsa pasar. Besarnya potensi pasar bebek matic tak urung membuat pabrikan lain pun ikut terjun. Honda memiliki 2 merek di segmen ini, Honda Vario dan Honda Beat. Sementara Suzuki mengunggulkan Suzuki Spin.

NEW YAMAHA MIO 2009

New Yamaha mio model 2009 in Thailand

YAMAHA MIO SPORTY MODIFICATIONS











Yamaha mio output 2005 this dimodif with the style sporty was finished

Yamaha Mio Sporty, Mio Soul, Modifikasi

Sekuter matik yang sedang naik daun saat ini adalah yamaha mio, dengan varian mio yaitu mio sporty dan mio soul. Sepintas kedua varian ini bagai pinang dibelah kapak hehehe.

sebelas-duabelas yamaha mo, mio sporty dan mio soul

Yamaha MioYamaha Mio SportyYamaha Mio Sporty, Mio Soul, Modifikasi

Spesifikasi Mesin dari yamaha mio sampai yamaha mio soul tidak ada yang berubah alias sama plek. Berikut ulasannya.

Engine
Tipe Mesin : 4 langkah, SOHC 2-Klep pendingin udara, AIS (Air Induction System) EURO 2 Ready
Diameter x Langkah : 50.0mm x 57.9 mm
Kapasitas Silinder : 113.7 CC
RatioKompresi : 8.8 : 1
Tipe Kopling : Kering, Sentrifugal Otomatis
Isi silinder : Tunggal
Karburator : Keihin NCV24×1
Sistem pengapian : DC-CDI
Sistem pelumasan : Wet Sump
Kapasitas Oli Mesin : 0.9 Liter
Transmisi : V-Belt Otomatis
Rasio Gigi : 2.399 - 0.829
Caster / Trail : 26.5 derajat/ 100 mm
Tipe Rem Depan : Hydraulic Disc brake dengan Single Piston
Tipe Rem Belakang : Teromol

Chassis
Berat Kosong : 87 Kg
Tipe Rangka : Steel Tube
Kapasitas Bahan Bakar : 3,7 Liter Bensin Leaded / unleaded
Jarak Sumbu Roda : 1,240 mm
Jarak terendah ke Tanah : 130 mm
Tinggi Tempat Duduk : 745 mm

Suspensi / Ban
Suspensi Depan : Teleskopik
Suspensi Belakang : Teleskopik
Ukuran Ban Depan :70/90-14MC 34P
Ukuran Ban Belakang : 80/90-14MC 34P

Performa
Dimensi (P x L x T) : 1,820 x 675 x 1,050 mm
Sistem Starter : Kick & Electric
Daya Maksimum : 6.54 Km (8.9 ps) / 8,000 rpm
Torsi Maksimum : 7.84 Nm (0.88 kgf.m) / 7,000 rpm

Modifikasi Yamaha Mio agar Jadi Yamaha “Moiy”.. :)

Bentuknya yang kecil dan lumayan seksi membuat mio menjadi incaran tangan-tangan jail modifikator. Biar kelihatan moy.. yamaha mio hanya perlu sedikit sentuhan saja, misalnya dengan mengganti ban bergaya racing dan ukuran yang sedikit lebih gemuk, seperti yamaha mio dibawah ini

Yamaha Mio Concept

Yamaha Mio, Underbound Thailand Style

Let’s see one more Yamaha Mio modification concept introduced by Julianto on plasaotomotif.com. This could be an alternatif for modifiying your Mio. It’s style looks like Thailand underbound style.

gambar modifikasi yamaha mio

Wheel

To alter Mio’s cute legs, he change it’s wheel using 2.15-14 stainless wheel which tandemed with Yoko 70/80-14 tyre. It change his Mio’s look more macho as you can see on the pic.

foto modifikasi yamaha mio buntut yamaha mio



Shock Breaker

Julianto change his Mio’s rare shcok breaker with monoshock one. While for the front one, he use up side down style. Further more, he change the disc brake with a larger one.

Front Lamp

To make the front looks agree with the leg, he change the front lamp using Nouvo Z’s lamp.

modifikasi lampu depan yamaha mio, front lamp

Paint

Color: Orange Pastel, Spies Hecker. Julianto ask Bil’s Hot Paint, one of Malang Brusher, to do this.

stripping mio cantik

CDI

Inside the engine, he use Thailand Shindengan CDI Racing.

CVT Cover

modifikasi cvt cover yamaha mio


Perbandingan 3 Motor Matic: Yamaha Mio, Honda Vario, dan Suzuki Spin

1. Yamaha Mio

Yamaha Mio Bisa dibilang Mio merupakan bintangnya motor matik di Indonesia. Bagaimana tidak sejak peluncurannya hingga saat ini, penjualan Mio mampu mendongkrak share penjualan Yamaha. Kehadirannya bahkan membuat sang kakak alias Nouvo menjadi kalah populer. Lucunya, meski diperuntukkan untuk kaum hawa, Mio terbukti laris manis dibeli para pejantan tangguh. Kalau mau jujur, Mio berhasil mengedukasi pasar dan membenamkan image bahwa motor matik oke-oke saja digunakan untuk aktivitas sehari-hari.

Kalaupun ada yang kurang dari sosok Mio adalah faktor tangki bahan bakar yang imut, sehingga membuatnya harus sering mampir ke pompa bensin. Kapasitas tangki Mio menurut buku manual ''cuma'' 3,7 liter — sama dengan bebek Honda. Masalahnya, motor matik cenderung boros karena membutuhkan putaran mesin yang cukup tinggi agar motor bisa bergerak — lebih tinggi dari motor bebek dan motor sport. Selain itu, penyakit bawaan Mio adalah bunyi tikus di sektor roda belakang.

Dari sisi mesin, Mio tidak menyodorkan sesuatu yang baru. Mio dikemas Yamaha dengan harga yang relatif terjangkau — masih di bawah bebek. Dilempar dengan dua varian pada umumnya: spoke wheel dan CW. Berhubung Mio memang si pelopor, wajar bila aksesori dan spare parts-nya bejibun di pasaran. Termasuk racing parts dan pola modifikasi yang bisa diterapkan konsumen pada Mio kesayangannya. Apalagi Yamaha pun membuka kontes modifikasi yang bikin Mio tambah banyak variasi modifikasinya. Dari sisi bengkel, mekanik Yamaha sudah duluan mengenal teknologi CVT sehingga tak perlu khawatir motor ini tidak bisa ''diurus'' oleh bengkel.

2. Honda Vario

Honda VarioYang satu ini sangat-sangat diwaspadai oleh Yamaha. Maklum, Vario memiliki segalanya untuk meluluhlantakkan dominasi Mio di pasar. Mengusung mesin tipe baru dengan radiator, namun memiliki cc yang lebih kecil di bawah Mio (108 cc). Dengan segala fitur baru yang ditawarkan plus nama besar Honda, pesona produk matik keluaran Honda ini membuatnya ngetop bahkan sebelum motor ini nampak wujudnya di Tanah Air. "Rasa Mio" sangat kental di Honda Vario ini, tetapi ada beberapa tambahan yang merupakan ciri khas Honda disertakan dalam produk matiknya yang pertama di Indonesia ini.

Dari sisi mesin, calon pembeli mesti waspada. Kendati nama besar, jaringan servis Honda tidak perlu diragukan, banyak pengalaman yang tidak mengenakkan setiap kali pabrikan me-launching motor dengan teknologi mesin baru. Ingat kasus MX? Ingat kasus Karisma? Di mana Honda merombak teknologinya dengan meluncurkan Karisma, seketika itu juga komplain bermunculan. Plus satu lagi, teknologi pendingin menggunakan radiator. Terima kasih kepada Yamaha yang sudah membuat konsumen panas-dingin dengan kasus tercampurnya oli dengan air radiator di MX. Waspada.

Diprediksikan nama besar Honda mampu melenyapkan image bahwa motor matik boros bahan bakar. Apalagi dengan cc mesin yang lebih kecil dari Mio, tampaknya Honda memang mengejar irit. Sayangnya, irit tidak lagi irit bila mengingat Honda Vario mengusung mesin baru dengan radiator. Penambahan fitur radiator memang hi-tech, tetapi sekaligus membuat ongkos perawatannya pun bertambah. Belum lagi, Honda terkenal dengan banyak kasus kelangkaan spareparts di pasar (NSR, Tiger, Karisma, Sonic). Hal yang kerap membuat konsumen frustrasi.

Dari sisi kesiapan mekanik, memang tidak perlu ragu. Dengan segala sumber daya yang dimiliki Honda, sanggup membuat mekanik di seluruh jaringan servisnya bisa menangani motor matik. Harga jual Honda memang tidak murah dan paling tinggi di antara pabrikan Jepang lainnya. Vario harganya hampir setara dengan motor bebek. Hal ini tentu bisa menjadi faktor penghambat penjualan Vario nantinya karena dianggap terlalu mahal. Pun begitu, nama besar Honda lagi-lagi sanggup menghipnotis konsumen sehingga label harga berapa pun asal ada logo sayap kepak, tentu bukan masalah.

3. Suzuki Spin

Suzuki Spin, standar, belum modifikasiDibanding kedua kompetitornya, keunggulan Spin cuma satu, kapasitas paling besar 125 cc. Lainnya tergolong biasa saja. Bentuknya juga lebih condong ke Mio. Dengan kapasitas 110 cc saja matik sudah terasa boros bila dibanding bebek, bagaimana bila 125 cc? Ini bisa jadi kelemahan sekaligus keuntungan Spin. Penggila kecepatan, tentu akan memilih Spin yang memiliki kapasitas terbesar.

Poin plus ada di masa servis yang ditawarkan Suzuki, tiga tahun free service dan ganti oli. Ini sangat menguntungkan di masa sulit seperti ini. Belum lagi soal servis dan garansi, Suzuki yang paling andal dari dulu. Berani sekali dan jadi pelopor di antara kompetitor lainnya. Jadi jika konsumen membeli Spin, tidak usah pusing memikirkan servisnya. Apalagi teknologi mesin Step masih sebelas dua belas dengan Shogun 125 series/Arashi seperti layaknya Mio dengan Vega series/Jupiter series. Tidak menggunakan radiator. Simpel.

Tanding CDI Mio Bore-up 150 CC

testingOTOMOTIFNET - Ibarat sayur kurang garam, kalau peranti CDI racing tidak ikut nimbrung dalam racikan motor kenceng. Seperti halnya M. Adi Sucipto, karena Yamaha Mionya sudah diupgrade jadi 150 cc dan pakai knalpot racing, tetap saja perlu ditambah CDI aftermarket.

Namun pria yang tinggal di daerah Kemang, Jaksel ini masih bingung mau pakai merek apa yang pas buat skutiknya itu! Nah buat menjawab masalah Adi dan Miomania lain, Tim OTOMOTIF pun melakukan pengetesan 3 CDI; PNP Racing Part, XP dan BRT.



Sebelum melihat hasil tes ketiga CDI tersebut, cek hasil tes CDI standarnya lebih dulu. Hasil pengujian pakai alat dynotest Sportdyno V 3.3 milik Sportisi Motorsport di Jl. Cempaka Putih Raya 112 D, Jakpus, menunjukkan tenaga kuda sebesar 12,890 dk/7.112 rpm dan torsi maksimal 22,37 Nm/3.431 rpm.

XP 202 MC

Produk yang diklaim tanpa batas pengapian ini dibanderol Rp 350 ribu. Hasil pengetesan menunjukkan kenaikan tenaga kuda 0,452 dk dari standarnya menjadi 13,342 dk/6.797 rpm. untuk torsi misalnya bertengger di angka 21,31 Nm/3.812 rpm.

Ini menunjukkan putaran ba­wahnya lebih bagus dibanding putaran atas. Pada grafik juga ditunjukkan, kondisi rata-rata naik dan secara perlahan turun. Bagi yang berminat bisa diperoleh di toko-toko aksesori terdekat Anda.

PNP Racing Part

Peranti peningkat letikan bunga api busi di ruang bakar yang dibanderol Rp 300 ribu ini menunjukkan kenaikan tenaga ku­­da 0,552 dk dari stan­darnya. Karena CDI ini mampu mem­bukukan angka 13,442 dk/7.073 rpm. Kondisi putaran mesin rata-rata stabil, baru kemudian turun.

“CDI ini tanpa limit. Pada putaran mesin berapapun, sanggup menyuplai api yang stabil,” ungkap Hasan, yang memasarkan produk ini di Jl. Kelapa Dua Raya, Kebon Jeruk, Jakbar.



BRT Dualband
Tenaga kuda yang dihasilkan CDI produk Cibinong ini mampu naik 0,510 dk dibanding standar dan menjadi 13,400 dk/7.004 rpm. Untuk torsi mak­si­malnya termasuk pa­ling ting­­gi dibanding CDI kompetitor, yakni 22,85 Nm/3.485 rpm. Te­naga cenderung naik dan selanjutnya stabil.

“Prinsip dasar CDI adalah kalau api besar pembakarannya akan lebih sempurna, se­hingga tenaga yang dihasilkan juga bertambah,” ulas To­my Huang, bos CDI BRT. Harga peranti ini Rp 450 ribu.

Mio Sportbike

Mio SportbikeYamaha Mio berubah kelamin, udah begitu tampilan sporty yang paling natural. Itu yang susah dan menjadi nilai lebih buat Antonius Chandra yang memodifikasi skubek berlambang garputala ini. Bayangkan, kerangka sudah dipotong oleh bos Ton’s Chrome itu, namun dimensinya masih mengikuti aslinya.

Diakui oleh Antonius, rangka belakang yang dipotongnya mulai dari pegangan mesin. Sebagai gantinya, dibuat dari pipa bulat sepanjang 60 cm. Perubahan ini, tak lain untuk mendapatkan efek nungging yang menjadi ciri khas motor sport.


Selain buritan nungging, kerangka deltabox yang menjadi ciri khas motor sport tidak diabaikan Antonius. Meski di sini bikinannya bukan sebagai sasis, “Sekadar variasi untuk menahan tangki sekalian sebagai bracket footstep,” tegas Antonius.
Mio Sportbike

Untup penutup bodi (fairing) dibikin sederhana tanpa banyak lekukan aneh. Ini disengaja karena mengacu pada motor balap, tapi tetap mengutamakan hambatan angin.
Mio Sportbike

Pada bagian depan agar sesuai tema, Antonius tidak mau ceroboh. Terutama dalam pemakaian lampu, salah pilih bisa berantakan. Akhirnya, “Gue enggak mau gambling, makanya comot aja punya Honda CBR R150, kan sudah pasti sporty,” bilang Anton.

Di bagian buntut, model balap yang udah kental diperkuat lagi dengan bentuk knalpot. Model undertail sepasang, katanya pria yang terobsesi mengcustom Harley-Davidson, ini sengaja dilapis krom agar tampak clean.

Harmonisasi bagian belakang kian kuat dengan adanya pemakaian lampu rem Suzuki Shogun. Walau kecil, lanjut Anton, fungsional dan bikin asyik tampilan.

Yamaha Mio Mesin Sangar

Mio SangarTidak puas dengan mesin Yamaha Mio standar yang berkapasitas kecil tidak lantas membuat Herry patah arang.
Untuk menyetel Mio keluaran tahun 2007 agar bisa menyemburkan tenaga lebih dahsyat lagi, Herry memboyong Mio kesayangannya ke rumah modifikasi Studio Motor yang terletak di Jalan Ciputat Raya No. 42 Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Di sana Herry bertemu Doni yang kebetulan adik ipar yang punya hajat. Tanpa pikir panjang, Doni Siap meladeni keinginan sang kakak ipar yang minta Yamaha Mio nya untuk diset lebih dari biasanya, namun pas dipakai harian. Wow, seperti apa sih keinginannya, lets check this one!

Pekerjaan pun dilaksanakan, Doni yang memang udah gapek banget menaikkan performa mesin matic menyiapkan seperti klep kepunyaan asli Honda Tiger berukuran 31mm untuk klep Out dan 27mm klep in dan juga per klep Honda Sonic yang dipapas setengah ulir.

Mio Sangar

Dan untuk tambahannya botol klep bronze costum yang dibubut di tukang bubut,
"Sorry bro enggak bubut sendiri, Habisnya nggak ada alatnya," ujar Doni sambil tertawa ketika dikunjungi detikOto di bengkelnya akhir pekan lalu.

Selanjutnya pada bagian Sitting Klep, untuk bagian ini Doni menggunakan bahan yang STD alias standar bawaan Mio saja.

"Alasannya tuh bahan STD lebih bagus dan nggak mahal-mahal amat, dan masalah kekuatan tuh barang kuat deh," tegas Doni.

Berlanjut pada bagian Camshaft, di sesi ini Camshaft Kawahara durasi 280 derajat diaplikasikan di mesin Mio. Menurutnya pake Camshaft yang pas aja, lagian barang after market yang satu ini kekuatan dijamin banget untuk mesin Mio ini, dan untuk kompresinya sengaja dibuat seminimum mungkin yaitu 11.5:1.

Hal ini sengaja tidak dibuat terlalu tinggi supaya aman dipakai harian dan mesin pun tidak terlalu cepat panas. Tidak sampai disitu saja, pekerjaan pun berlanjut untuk menopang jeroan gress yang menempel pada mesin Mio.

Untuk itu Piston Izumi 63.5 mm plus Ring Piston Izumi dibubuhkan untuk memaksimal jika mesin digeber abis-abisan dijalanan, dan sebagai penyeimbang tentu saja Stang Piston dan Kruk As di STD in.

Doni pun tidak puas sampai disitu saja, garapannya diteruskan hingga ke bagian pengapian yang menggunakan Coil YZ 125, CDI XP 302, Busi NGK Platinum, Accu MF 7 Ampere dan dibagian CVT, per CVT Kitaco 2000 RPM, Rumah Kopling Kitaco berkaliber racing, Roller Kitaco 12 G, dan juga Kampas Kopling RRGS Competition yang terbukti kekuatannya dan untuk ratio dibuat 14 : 41 supaya enteng pada putaran atas.

Dan untuk Carburator, Carbu Keihin PE-28 asli bawaan Honda NSR SP diaplikasikan, pasalnya asupan bahan bakar lebih bagus dengan dimeter 28, dan untuk tutup Klep dipakai BARRA serta knalpot TDR Racing Free Flow.

Hasilnya lumayan, Herry pun sangat senang dengan hasil karya Doni yang sanggup menaikkan kapasitas mesin menjadi 185 cc. Dengan hasil ini si pemilik motor sudah bisa merasakan tarikkan mesin motornya dari titik diam ke 80 km/jam dengan waktu 6 detik dengan sangat mudah.

"Dan lupa mas, bahan bakar kudu oktan tinggi dengan RON minimal 94 atau setara Pertamax Plus biar tambah mantap," ujar Doni.

Beda Kiprok dan Regulator

kiprokArus listrik yang dihasikan sepul pengisian tipenya AC (bolak balik). Arah dan besar tegangan selalu berubah mengikuti putaran magnet. Makanya, tegangan yag dihasilkan sepul pengisian kurang lebih 20 volt di putaran tinggi.
Arus listrik yang dihasikan sepul pengisian tipenya AC (bolak balik). Arah dan besar tegangan selalu berubah mengikuti putaran magnet. Makanya, tegangan yag dihasilkan sepul pengisian kurang lebih 20 volt di putaran tinggi.
Cuma masalahnya sistem kelistrikan di motor menganut tegangan 12 volt DC. Maka dibutuhkan kiprok alias pengatur besar tegangan pengisian. Guna mengubah arus AC jadi DC yang akan disuplai ke aki juga mencegah arus listrik di aki balik ke sepul pengisian.

Kiprok sendiri dipakai di motor yang masih pakai aki. Dimana aki jadi tumpuan utama semua kelistrikan motor. "Tapi begitu aki soak (tidak fit) atau sengaja dilepas, peranti kelistrikan motor jadi gampang rusak. Itu karena aki juga sebagai penyetabil. Sebagai indikator, bohlam lampu sering putus ketika mesin berputar tinggi, " ujar Sugiharto, mekanik Angkasa Jaya Motor.

Tapi, seiring perkembangan teknologi juga melihat banyak konsumen enggan pakai aki, pabrikan mengembangkan kiprok jadi regulator/rectifier. Meskipun regulator masih didukung perangkat kiprok gabungan komponen tambahan sebagai penyetabil tegangan. Sehingga bila tunggangan tak dilengkapi aki, bohlam lampu tidak cepat putus.

Sayangnya sampai saat ini masih banyak konsumen salah kaprak soal kiprok dan regulator. Ketika motor mengalami masalah diseputar kelistrikan, kiprok dianggap sebagai biang keladi. Padahal kiprok sendiri di motor rakitan sekarang sudah jarang dipakai.

Nah, untuk mengetahui secara gamblang beda kiprok dan regulator adalah dari harga. Harga kiprok lebih murah ketimbang regulator lantaran di dalam part ini cuma ada dioda. Di toko paling mahal Rp. 20.000 sedangkan regulator KW2 diatas Rp. 40.000 (Gbr.1). Sementara di dalam regulator, selain dioda juga ada peranti elektronik tambahan yang berfungsi menstabilkan tegangan (Gbr.2)

.

Lalu cara lain melihat kemampuan regulator bisa juga membaca besar tahanan (ohm) di kaki terminalnya pakai multitester dengan range 1 kilo ohm. Maka di dua kaki sisi kanan regulator akan terbaca arus searah tanda dioda bekerja. Sementara 2 kaki sebelahnya akan terbaca jarum penunjuk multitester sebesar 50 kilo ohm, meskipun di tes bolak balik.

Kalau jarum bergerak ke kanan sampai mentok atau tidak bergerak sama sekali itu tandanya bahaya. Artinya regulator sudah rusak.